- Tentukan Fungsi dan kegunaan
- Tentukan Anggaran yang di butuhkan
- Tentukan Spesifikasi (spek) yang sesuai dengan keguaan dan anggaran yang ada
Sebelum menentukan spek dari komputer yg akan kita beli/rakit,
hal terpenting yg hrs kita ketahui adalah kegunaan dari komputer itu.
Untuk apa komputer itu? Pekerjaan kantoran kah? Main game kah? Atau
graphics design dsb. Itu dulu yg hrs kita ketahui dgn pasti.
Memang sangat jarang orang beli komputer hanya unt satu kegunaan saja. Biasanya akan digunakan unt berbagai keperluan. Namun pasti ada prioritas, fungsi apa yg akan diutamakan. Kecuali dananya tidak terbatas, maka kita bisa beli komputer dgn semua komponen yg paling canggih, pasti bisa memenuhi semua kebutuhan.
Justru karena dana yg terbatas itulah maka kita hrs memilih spek komputer yg akan kita beli dgn sangat seksama. Jadi langkah kedua adalah ambil buku tabungan dan lihat berapa dana yg tersedia buat dibelanjakan komputer. Penetapan anggaran belanja ini juga harus realistis. Agak muskil bila kita menghendaki komputer lengkap untuk dipakai desain grafis tapi dana yg ada cuma 4 juta, misalnya. Bukannya tidak bisa, tapi nanti bukan kepuasan kerja yg didapat melainkan hanya sumpah serapah dan kepala pusing.
Anggaran dana ini juga menentukan pada level mana spek komputer kita. Apakah level terendah (low-end/entry level), menengah (mid-end/mainstream) atau level yg cukup tinggi (high-end). Low-end komputer adalah spek minimal. masih bisa berfungsi dgn baik sesuai kegunaannya, namun tentu saja kemampuannya terbatas. Mid-end komputer secara umum merupakan komputer yg value (ratio performance/ price) paling baik. Bisa mengerjakan semua kebutuhan kita dgn baik tanpa mengeluarkan dana yg terlampau besar. Tapi kalau kita menghendaki komputer dgn performance tertinggi, maka high-end komputer adalah pilihannya dgn konsekuensi tangan hrs masuk lbh dalam lagi ke dompet kita.
Kita ambil contoh riil saja. Misalnya kita mau beli komputer multi fungsi unt seluruh anggota keluarga. Si Bapak pakai unt tugas² kantor seperti mengerjakan Laporan, Presentasi dll. Si Ibu pakai unt browsing internet. Si Sulung yg sdh kuliah perlu unt belajar desain grafis. Si Bungsu sedang getol²nya main game tembak²an. Setelah Presiden berunding dgn Menteri Keuangan, maka ditetapkan RABK (Rencana Anggaran Belanja Komputer) sebesar maksimal 10 juta.
Okey kita punya duit 10 juta. Langkah pertama tentukan perangkat apa saja yg akan dibeli. CPU + monitor + keyboard, itu sudah pasti. Oh iya, Si Bapak perlu juga printer unt mencetak laporannya. Si Sulung perlu mouse pen (mouse berbentuk spt pena) unt memudahkan dia dlm desain grafis dan scanner. Si Ibu usul mejanya hrs yg enak dipandang dari unsur estetika krn komputert akan ditaruh di ruang tamu. Si Bungsu maunya pakai monitor LCD yg layar lebar kayak yg biasa dia pakai kalau main di Game Center.
Selanjutnya peritahkan Si Sulung untuk akses internet dari kampusnya biar gratis. Suruh dia masuk ke www.rakitan.com atau www.viraindo.com atau www.bhineka.com. Kalau di kampusnya ada printer, minta dia mencetak daftar harga lengkapnya. Kalau perlu dia harus masuk ke website produsen dari komponen² yg mau dibeli untuk membandingkan spesifikasi antara satu type dgn type lainnya.
Sesudah diinventarisasi segala perangkat yg mau dibeli dan cari tahu harga²nya, sisihkan dana yg sesuai. Printer si Bapak harganya 500 rb, meja si Ibu 350 rb, mouse pen si Sulung beli yg 450 rb saja krn dia juga masih belajar (tdk perlu yg canggih seharga 3 jt lbh) dan scannernya 600 rb. Monitor LCD 19" wide unt Si Bungsu makan anggaran 2,2 jt. Total jenderal unt tetek bengek habis 4,1 jt jadi sisa duit tinggal 5,9 jt.
Kemudian tentukan juga komponen² yg mutlak hrs ada. Keyboard + mouse beli yg 150 rb saja sdh sangat memadai. Lalu DVD combo (DVD-ROM + CD writer) hrs ditebus dgn duit 250 rb. Casing tanpa power supply yg kelas lumayan 250 rb. Hard disk, krn mau dipakai ramai², beli yg 250 GB SATA, kena 700 rb. Dananya kepotong lagi 1,35 jt. Sisanya tinggal 4,55 jt buat jerohan komputer (prosesor. mobo, VGA card, RAM dan power supply).
Nah sekarang episode pusing kepala baru dimulai. Mau beli prosesor yg mana dgn mobo type apa? Untuk jaman sekarang, rasanya prosesor single core sdh tdk masuk hitungan. Harus dual core minimal. Dual core yg mana? AMD atau Intel? Musyawarah unt mufakat ternyata tdk tercapai, terpaksa voting. Hasilnya 3 lawan 1 unt Intel (hanya Si Sulung yg agak melek komputer yg milih AMD). Intel yg mana? Akhirnya unt sementara ditetapkan C2D E6550, lihat di pricelist yg dibawa Si Sulung, harganya 1.6 jt. Terus mobo buat pasangannya apa? Berdasar hasil Si Sulung melanglang buana ke website para produsen, akhirnya diputuskan pakai yg chipetnya P35 saja, mau beli yg X38 duitnya kurang. Lihat anggarannya kayaknya yg merk X seharga 900 rb yg paling pas. Jadi prosesor + mobo makan anggaran 2.5 jt. Sisa dana tinggal 2,050 jt buat VGA, memory dan power supply.
Dana 2,050 jt di pilah² lagi. Buat VGA 1 jt sdh lumayan bagus, mau beli yg NVidia bisa dapat 8600GT, kalau lbh demen sama Mpok ATI pasti pilih HD 2600XT, tinggal cari merk dan varian yg sesuai budgetnya. Memorynya berapa GB ya? Sistem spt itu paling pas kalau pakai 2 GB. Jadi beli RAM DDR2 PC6400 2 keping @ 1 GB. Harganya 550 rb sdh bagus. Ambil kalkulator, hitung punya hitung ternyata sisa duit tinggal 500 rb. Nah ternyata ada power supply yg pure power 400 Watt harganya 400 rb juga. Sisa duit tinggal cepek. Si Ibu tersenyum lebar ... bakalan ada sisa anggaran buat beli tank-top baru nih
Persoalan selesai? Ternyata belum ... tanpa operating system komputer mana bisa berfungsi? Waduh gimana nih. Pakai O/S gratisan saja seperti LINUX? Atau rogoh kocek sekitar 1 jt lbh buat beli Windows XP buatan Microsoft? Alternatif lain, yg banyak dikutuk orang tapi paling banyak dipakai, adalah Windows buatan Miglodok. Pilihan mana yg diambil oleh keluarga sejahtera tadi tdk ada yg tahu, krn sidang dilakukan tertutup tanpa kehadiran wartawan.
Yg jelas akhir pekan lalu mereka ramai² ke Mangga Dua Mall unt belanja komputer. Si Bapak bahagia krn bisa nongkrong di food court sambil melototin amoy² cantik. Si Ibu gembira krn bisa belanja tank-top dgn leluasa ke ITC M2, Si Sulung senang bisa nongkrongin teknisi toko yg lagi rakitin komputernya sambil tanya ini itu, dan Si Bungsu? Ya Si Bungsu asyik berburu game² bajakan di toko² software yg banyak disana.
Anekdot di atas hanya sekedar ilustrasi saja, demikian pula besaran harganya. Intinya, setelah anggaran ditentukan (dan tersedia, tentu saja). Kurangkan dulu unt komponen² esensial lain yg pasti dibeli tanpa memandang spek CPU nya, seperti monitor, keyboard + mouse dsb. Baru lah sisa anggaran di-pilah² unt masing² komponen utamanya.
Kata kunci dari kinerja komputer adalah keseimbangan di antara kinerja masing² komponennya. Seberapa bisa, hindarkan hambatan pada salah satu komponen atau istilahnya bottleneck. Percuma pakai prosesor yg quad core, misalnya, kalau kapasitas memory cuma 512 MB. Pasti akan terjadi bottleneck krn kinerja prosesor yg digdaya tsb akan terhambat oleh keterbatasan memory. Ibarat naik Ferrari di Harmoni pada siang hari. Kemampuan lari Ferrarinya tdk akan bisa didayagunakan pd kondisi jalan macet spt itu. Kinerja suatu sistem komputer ditentukan oleh kinerja dari komponennya yg paling rendah
Memang sangat jarang orang beli komputer hanya unt satu kegunaan saja. Biasanya akan digunakan unt berbagai keperluan. Namun pasti ada prioritas, fungsi apa yg akan diutamakan. Kecuali dananya tidak terbatas, maka kita bisa beli komputer dgn semua komponen yg paling canggih, pasti bisa memenuhi semua kebutuhan.
Justru karena dana yg terbatas itulah maka kita hrs memilih spek komputer yg akan kita beli dgn sangat seksama. Jadi langkah kedua adalah ambil buku tabungan dan lihat berapa dana yg tersedia buat dibelanjakan komputer. Penetapan anggaran belanja ini juga harus realistis. Agak muskil bila kita menghendaki komputer lengkap untuk dipakai desain grafis tapi dana yg ada cuma 4 juta, misalnya. Bukannya tidak bisa, tapi nanti bukan kepuasan kerja yg didapat melainkan hanya sumpah serapah dan kepala pusing.
Anggaran dana ini juga menentukan pada level mana spek komputer kita. Apakah level terendah (low-end/entry level), menengah (mid-end/mainstream) atau level yg cukup tinggi (high-end). Low-end komputer adalah spek minimal. masih bisa berfungsi dgn baik sesuai kegunaannya, namun tentu saja kemampuannya terbatas. Mid-end komputer secara umum merupakan komputer yg value (ratio performance/ price) paling baik. Bisa mengerjakan semua kebutuhan kita dgn baik tanpa mengeluarkan dana yg terlampau besar. Tapi kalau kita menghendaki komputer dgn performance tertinggi, maka high-end komputer adalah pilihannya dgn konsekuensi tangan hrs masuk lbh dalam lagi ke dompet kita.
Kita ambil contoh riil saja. Misalnya kita mau beli komputer multi fungsi unt seluruh anggota keluarga. Si Bapak pakai unt tugas² kantor seperti mengerjakan Laporan, Presentasi dll. Si Ibu pakai unt browsing internet. Si Sulung yg sdh kuliah perlu unt belajar desain grafis. Si Bungsu sedang getol²nya main game tembak²an. Setelah Presiden berunding dgn Menteri Keuangan, maka ditetapkan RABK (Rencana Anggaran Belanja Komputer) sebesar maksimal 10 juta.
Okey kita punya duit 10 juta. Langkah pertama tentukan perangkat apa saja yg akan dibeli. CPU + monitor + keyboard, itu sudah pasti. Oh iya, Si Bapak perlu juga printer unt mencetak laporannya. Si Sulung perlu mouse pen (mouse berbentuk spt pena) unt memudahkan dia dlm desain grafis dan scanner. Si Ibu usul mejanya hrs yg enak dipandang dari unsur estetika krn komputert akan ditaruh di ruang tamu. Si Bungsu maunya pakai monitor LCD yg layar lebar kayak yg biasa dia pakai kalau main di Game Center.
Selanjutnya peritahkan Si Sulung untuk akses internet dari kampusnya biar gratis. Suruh dia masuk ke www.rakitan.com atau www.viraindo.com atau www.bhineka.com. Kalau di kampusnya ada printer, minta dia mencetak daftar harga lengkapnya. Kalau perlu dia harus masuk ke website produsen dari komponen² yg mau dibeli untuk membandingkan spesifikasi antara satu type dgn type lainnya.
Sesudah diinventarisasi segala perangkat yg mau dibeli dan cari tahu harga²nya, sisihkan dana yg sesuai. Printer si Bapak harganya 500 rb, meja si Ibu 350 rb, mouse pen si Sulung beli yg 450 rb saja krn dia juga masih belajar (tdk perlu yg canggih seharga 3 jt lbh) dan scannernya 600 rb. Monitor LCD 19" wide unt Si Bungsu makan anggaran 2,2 jt. Total jenderal unt tetek bengek habis 4,1 jt jadi sisa duit tinggal 5,9 jt.
Kemudian tentukan juga komponen² yg mutlak hrs ada. Keyboard + mouse beli yg 150 rb saja sdh sangat memadai. Lalu DVD combo (DVD-ROM + CD writer) hrs ditebus dgn duit 250 rb. Casing tanpa power supply yg kelas lumayan 250 rb. Hard disk, krn mau dipakai ramai², beli yg 250 GB SATA, kena 700 rb. Dananya kepotong lagi 1,35 jt. Sisanya tinggal 4,55 jt buat jerohan komputer (prosesor. mobo, VGA card, RAM dan power supply).
Nah sekarang episode pusing kepala baru dimulai. Mau beli prosesor yg mana dgn mobo type apa? Untuk jaman sekarang, rasanya prosesor single core sdh tdk masuk hitungan. Harus dual core minimal. Dual core yg mana? AMD atau Intel? Musyawarah unt mufakat ternyata tdk tercapai, terpaksa voting. Hasilnya 3 lawan 1 unt Intel (hanya Si Sulung yg agak melek komputer yg milih AMD). Intel yg mana? Akhirnya unt sementara ditetapkan C2D E6550, lihat di pricelist yg dibawa Si Sulung, harganya 1.6 jt. Terus mobo buat pasangannya apa? Berdasar hasil Si Sulung melanglang buana ke website para produsen, akhirnya diputuskan pakai yg chipetnya P35 saja, mau beli yg X38 duitnya kurang. Lihat anggarannya kayaknya yg merk X seharga 900 rb yg paling pas. Jadi prosesor + mobo makan anggaran 2.5 jt. Sisa dana tinggal 2,050 jt buat VGA, memory dan power supply.
Dana 2,050 jt di pilah² lagi. Buat VGA 1 jt sdh lumayan bagus, mau beli yg NVidia bisa dapat 8600GT, kalau lbh demen sama Mpok ATI pasti pilih HD 2600XT, tinggal cari merk dan varian yg sesuai budgetnya. Memorynya berapa GB ya? Sistem spt itu paling pas kalau pakai 2 GB. Jadi beli RAM DDR2 PC6400 2 keping @ 1 GB. Harganya 550 rb sdh bagus. Ambil kalkulator, hitung punya hitung ternyata sisa duit tinggal 500 rb. Nah ternyata ada power supply yg pure power 400 Watt harganya 400 rb juga. Sisa duit tinggal cepek. Si Ibu tersenyum lebar ... bakalan ada sisa anggaran buat beli tank-top baru nih
Persoalan selesai? Ternyata belum ... tanpa operating system komputer mana bisa berfungsi? Waduh gimana nih. Pakai O/S gratisan saja seperti LINUX? Atau rogoh kocek sekitar 1 jt lbh buat beli Windows XP buatan Microsoft? Alternatif lain, yg banyak dikutuk orang tapi paling banyak dipakai, adalah Windows buatan Miglodok. Pilihan mana yg diambil oleh keluarga sejahtera tadi tdk ada yg tahu, krn sidang dilakukan tertutup tanpa kehadiran wartawan.
Yg jelas akhir pekan lalu mereka ramai² ke Mangga Dua Mall unt belanja komputer. Si Bapak bahagia krn bisa nongkrong di food court sambil melototin amoy² cantik. Si Ibu gembira krn bisa belanja tank-top dgn leluasa ke ITC M2, Si Sulung senang bisa nongkrongin teknisi toko yg lagi rakitin komputernya sambil tanya ini itu, dan Si Bungsu? Ya Si Bungsu asyik berburu game² bajakan di toko² software yg banyak disana.
Anekdot di atas hanya sekedar ilustrasi saja, demikian pula besaran harganya. Intinya, setelah anggaran ditentukan (dan tersedia, tentu saja). Kurangkan dulu unt komponen² esensial lain yg pasti dibeli tanpa memandang spek CPU nya, seperti monitor, keyboard + mouse dsb. Baru lah sisa anggaran di-pilah² unt masing² komponen utamanya.
Kata kunci dari kinerja komputer adalah keseimbangan di antara kinerja masing² komponennya. Seberapa bisa, hindarkan hambatan pada salah satu komponen atau istilahnya bottleneck. Percuma pakai prosesor yg quad core, misalnya, kalau kapasitas memory cuma 512 MB. Pasti akan terjadi bottleneck krn kinerja prosesor yg digdaya tsb akan terhambat oleh keterbatasan memory. Ibarat naik Ferrari di Harmoni pada siang hari. Kemampuan lari Ferrarinya tdk akan bisa didayagunakan pd kondisi jalan macet spt itu. Kinerja suatu sistem komputer ditentukan oleh kinerja dari komponennya yg paling rendah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar